Siang itu, mentari membuka matanya lebar lebar,
nampak marah membakar kulit yang hitam, hempasan angin laut memantul di bukit
bukit sepanjang pantai, namun semangat lelaki ini tak pernah gentar, tubuhnya
yang kecil terombang ambing diatas
jalanan yang berlubang. Debu jalanan membuatnya tak bisa menarik gas dalam dalam.
Demi cinta, gunungpunku daki, lautan ku sebrangi. Demi warsih pujaan hati yang hingga kini masih berlayar di negri beton,,
jalanan yang berlubang. Debu jalanan membuatnya tak bisa menarik gas dalam dalam.
Demi cinta, gunungpunku daki, lautan ku sebrangi. Demi warsih pujaan hati yang hingga kini masih berlayar di negri beton,,
Tok.. tok,tok, kuketuk pintu yang masih
mengatup rapat,
"assalamualaikum". aku menguluk salam sambil membersihkan debu,
"waalaikum salam, masuk" jawab seorang ibu. Dengan sdikit gemeter aku pun mengulurkan tangan,
"saya Warsono, temannya warsih"
"silahkan duduk, " jawabnya ramah.
" dimana kenal Warsih?" kejarnya menyambung obrolan,
"di facebook" jawab ku agak sedikit malu”
"assalamualaikum". aku menguluk salam sambil membersihkan debu,
"waalaikum salam, masuk" jawab seorang ibu. Dengan sdikit gemeter aku pun mengulurkan tangan,
"saya Warsono, temannya warsih"
"silahkan duduk, " jawabnya ramah.
" dimana kenal Warsih?" kejarnya menyambung obrolan,
"di facebook" jawab ku agak sedikit malu”
Aku
beruntung sekali, kedatanganku tersambut manis oleh salah satu
keluarganya.
"
maaf ya dik, warsih itu adik bungsu ku, setelah orang tua kami meninggal. Mbak
yang mengurusnya, mbak juga kasihan liat Warsih harus pontang panting cari
duit" dengan nada sedih dan mata yang memerah, aku pun hanya terdiam dan
mengangguk, "bentar ya dik, mbak
kedapur dulu" seru nya sambil beranjak dari tempat duduk. "gak usah repot repot mbak" jawabku
sambil melepas jaket.
Di atas sofa,
aku terdiam sendiri, mataku berkeliling, melihat- lihat photo yang terpajang di dinding. Hingga mataku
terhenti, pada satu photo berukuran 10R.
gadis manis berkerudung merah, jari telunjuk menempel di pipi. Pose yang sama, yang pernah kulihat di salah satu photo profil Facebook. Yah…. itu Warsih.
"silahkan diminum." aku masih tercengang menatap poto itu, dan tak menyahuti tawaran.
"ehm.. ehm. Silahkan dimakan, pisang gorengnya." mbak Siti, kembali menawarkan. Kali ini dengan nada keras dan mengulum senyum"
"iya.. iya..iya" jawabku kaget. Aku tak sadar, mbak Siti memperhatikanku sedari tadi.
Percakapan berlangsung sengit, aku hanya tersenyum manis, mendengarkan mbak Siti yang menceritakan kelakuan Warsih kecil yang menjurus lucu. Mbak Siti memberikan nasihat untuk menjalin hubungan, agar tetap langgeng.
"warsih emang sedikit manja, wataknya juga keras,!" ujar mbak Siti, sembari bergeser duduknya.
"iya mbak, semoga aku bisa memaklumi nya, sekalian aku datang kesini, pingin minta do’a restunya. semoga kita berjodoh" aku sedikit menolah, karna tak sanggup menahan malu.
"amiin. mbak sebagai pengganti orang tua, ya manut wae. Toh,.. kalian yang akan jalani,, jaga baik baik ya hubungan kalian." Aku begitu lega mendengarnya, tak terasa jam dinding menunjukan pukul ,17:15 wib. Aku pamit pulang, karena jalan disini masih sepi, dan rawan.
gadis manis berkerudung merah, jari telunjuk menempel di pipi. Pose yang sama, yang pernah kulihat di salah satu photo profil Facebook. Yah…. itu Warsih.
"silahkan diminum." aku masih tercengang menatap poto itu, dan tak menyahuti tawaran.
"ehm.. ehm. Silahkan dimakan, pisang gorengnya." mbak Siti, kembali menawarkan. Kali ini dengan nada keras dan mengulum senyum"
"iya.. iya..iya" jawabku kaget. Aku tak sadar, mbak Siti memperhatikanku sedari tadi.
Percakapan berlangsung sengit, aku hanya tersenyum manis, mendengarkan mbak Siti yang menceritakan kelakuan Warsih kecil yang menjurus lucu. Mbak Siti memberikan nasihat untuk menjalin hubungan, agar tetap langgeng.
"warsih emang sedikit manja, wataknya juga keras,!" ujar mbak Siti, sembari bergeser duduknya.
"iya mbak, semoga aku bisa memaklumi nya, sekalian aku datang kesini, pingin minta do’a restunya. semoga kita berjodoh" aku sedikit menolah, karna tak sanggup menahan malu.
"amiin. mbak sebagai pengganti orang tua, ya manut wae. Toh,.. kalian yang akan jalani,, jaga baik baik ya hubungan kalian." Aku begitu lega mendengarnya, tak terasa jam dinding menunjukan pukul ,17:15 wib. Aku pamit pulang, karena jalan disini masih sepi, dan rawan.
Malam ini, langit tak berbingkai. Bulan bersembunyi di
balik awan yang hitam, tak satupun gemintang yang menampakan
sinarnya, hujan pun turun semakin deras. Ku rebahkan bada ku diatas matras
tanpa dipan, Aku masih tersenyum, mengingat
kata-kata mbak Siti siang tadi,, "Alhamdulillah, akhirnya dapet lampu
hijau juga" sahut ku dalam hati,
"asa rehe., rehe, rehe.. " bunyi dering ponselku,
kulihat dilayar Samsung GT S 5570 yang belum lunas angsurannya ini,
"ini nomor siapa ya?,nomor baru, tapi kok kode negara nya gak asing ya, +8526xxxxx. "
“kelamaan mikir ahh..." tombol hijau pun ku sentuh.
"halo, assalamualaikum, siapa nih?" tanyaku agak sedikit membentak..
"wa'alaikum salam, saya Warsih mas!" jawabnya lembut.
Dag dig dug dag. Dig dug, jantung ku berdetak kencang mendengar lembut suaranya,.
"Ehm.. ehm,, apa kabar nong?" tanya ku dengan detak jantung yang belum stabil.
"baik mas,," lembut suaranya membuatku semakin tak mampu berkata kata,
"mamaas kenapa?,.. Sakit,!,. sakit apa,,sariawan, flu, atau cacingan,?" tanya warsih yang khawatir,
"anu nong, anu.. Mamas gak mama kok..! aishh,.. gak papa maksudnya, cuma lagi tes suara. Biar agak seksi kedengarannya" sahutku yang semakin gugup,
Ini pertama kali aku mendenger suaranya. biasanya sih, cuma komentar di status FB atau inbox.
"oh iya mas, Warsih udah telpon keluarga , terus mereka setuju, dengan hubungan kita,"
ujar warsih yang juga ikut bahagia. Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk.
"mas kata mbak Siti, pacaran nya jangan lama lama.. Tunggu aku di indonesia ya mas" kejar Warsih, karena aku tak menyahuti obrolannya .
Karena terlalu girang. Aku meloncat loncat. Kesana kemari. Dan…… Gubraak...
ponselpun terjatuh. Chasing nya terbuka dan batunya terpental.
“Biyuhh.. biyuhh, ciloko dua belas iki,” aku menggerutu sambil menepuk jidat. Akhirnya ponsel pun telah seperti semula, ku tekan tombol ON di sebelah kanan layar. Dan alhamdulillah masih bisa dinyalakan. Dikarenakan pulsaku sedang dalam keadaan kritis, jadi, aku tak bisa menelpon, terpaksa harus buka M.facebook,. Gratisan..,,
Pada kolom pencarian, ku ketik sebuah nama.( Warsih Cutte) setelah muncul dilayar yang biru, ku sentuh kolom pesan,
" warsih, alhamdulillah, kalau mereka setuju. Maaf, tadi baterai ponsel ku lemah,,
miss u," pesan pun melayang. Namun, tak menunggu waktu lama, pesan masuk pun datang.
"alhamdulillah ya mas, miss u too “
hujan, jangan berhenti. Temani aku sampai pagi menjemput. Aku tak ingin melewati malam yang bahagia ini.
"asa rehe., rehe, rehe.. " bunyi dering ponselku,
kulihat dilayar Samsung GT S 5570 yang belum lunas angsurannya ini,
"ini nomor siapa ya?,nomor baru, tapi kok kode negara nya gak asing ya, +8526xxxxx. "
“kelamaan mikir ahh..." tombol hijau pun ku sentuh.
"halo, assalamualaikum, siapa nih?" tanyaku agak sedikit membentak..
"wa'alaikum salam, saya Warsih mas!" jawabnya lembut.
Dag dig dug dag. Dig dug, jantung ku berdetak kencang mendengar lembut suaranya,.
"Ehm.. ehm,, apa kabar nong?" tanya ku dengan detak jantung yang belum stabil.
"baik mas,," lembut suaranya membuatku semakin tak mampu berkata kata,
"mamaas kenapa?,.. Sakit,!,. sakit apa,,sariawan, flu, atau cacingan,?" tanya warsih yang khawatir,
"anu nong, anu.. Mamas gak mama kok..! aishh,.. gak papa maksudnya, cuma lagi tes suara. Biar agak seksi kedengarannya" sahutku yang semakin gugup,
Ini pertama kali aku mendenger suaranya. biasanya sih, cuma komentar di status FB atau inbox.
"oh iya mas, Warsih udah telpon keluarga , terus mereka setuju, dengan hubungan kita,"
ujar warsih yang juga ikut bahagia. Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk.
"mas kata mbak Siti, pacaran nya jangan lama lama.. Tunggu aku di indonesia ya mas" kejar Warsih, karena aku tak menyahuti obrolannya .
Karena terlalu girang. Aku meloncat loncat. Kesana kemari. Dan…… Gubraak...
ponselpun terjatuh. Chasing nya terbuka dan batunya terpental.
“Biyuhh.. biyuhh, ciloko dua belas iki,” aku menggerutu sambil menepuk jidat. Akhirnya ponsel pun telah seperti semula, ku tekan tombol ON di sebelah kanan layar. Dan alhamdulillah masih bisa dinyalakan. Dikarenakan pulsaku sedang dalam keadaan kritis, jadi, aku tak bisa menelpon, terpaksa harus buka M.facebook,. Gratisan..,,
Pada kolom pencarian, ku ketik sebuah nama.( Warsih Cutte) setelah muncul dilayar yang biru, ku sentuh kolom pesan,
" warsih, alhamdulillah, kalau mereka setuju. Maaf, tadi baterai ponsel ku lemah,,
miss u," pesan pun melayang. Namun, tak menunggu waktu lama, pesan masuk pun datang.
"alhamdulillah ya mas, miss u too “
hujan, jangan berhenti. Temani aku sampai pagi menjemput. Aku tak ingin melewati malam yang bahagia ini.
Empat bulan sudah, kisah kasih asmara kita terjalin. Hingga kami merencanakan pertunangan lewat telephone. Aku semakin bersemangat untuk
mengais rejeki. Karna aku terlahir dari keluarga yang tidak mampu, jadi aku
harus bekerja lebih rajin. Karena aku tau, biaya untuk menikah itu mahal. Apalagi,
kalau ada layar tancepnya.
Hubungan
kami berjalan lancar-lancar saja, hingga mencapai waktu sepuluh bulan. Hari itu
10 Oktober 2011, tepat dihari pernikahan Lastri (adikku). Dalam acara
‘langkahan’. Aku memberitahukan secara lisan, kepada saudara, tetangga dan
semua sahabat untuk menghadiri ,pertunanganku dengan Warsih, tanggal 25 desember 2011 nanti. Kebahagiaan, nampak jelas terlihat dimata kedua orang tuaku, karna langkahan itu
hanya mitos.
"kata orang zaman dulu, kalau seorang kakak dilangkahin adiknya, bisa susah dapat jodoh." aku tak percaya dengan hal-hal semacam itu. Yang aku tahu, Jodoh itu, di tangan Tuhan, bukan di tangan Panjang.
"kata orang zaman dulu, kalau seorang kakak dilangkahin adiknya, bisa susah dapat jodoh." aku tak percaya dengan hal-hal semacam itu. Yang aku tahu, Jodoh itu, di tangan Tuhan, bukan di tangan Panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar